Sebuah kisah yang bisa kita ambil hikmahnya dari seseorang yang bijak dan baik hatinya, Dikisahkan, ada seorang pedagang
yang sangat sukses dan memiliki harta yang berlimpah berdagang keluar
kota, Ia sangat di segani oleh masyarakat di daerahnya karena
pergaulannya yang salah Si pedagang akhirnya terpengaruh. Dia mulai
berjudi dan menghabiskan hasil jerih payahnya hanya untuk berjudi akibat
selalu sering berjudi si pedagang itu akhirnya bangkrut, begitu pula
anak istrinya terlantar dan menjalani hidup yang sulit.
Agar
masyarakat di derahnya tidak mengetahui bahwa kebangkrutannya akibat
berjudi dan berfoya-foya, Dia menebar fitnah kepada sahabatnya yang baik
hati dan sangat bijak, dan mengatakan bahwa sahabatnya itu yang telah
mengkhianati dia dan menggelapkan banyak uangnya.
Karena
fitnah lebih kejam dari pembunuhan, maka, Kabar itu semakin hari semakin
menyebar, sehingga sahabat yang bijak dan sangat setia itu jatuh
sakit dan Mereka sekeluarga hidup menderita, dibenci oleh masyarakat dan
dikucilkan dari pergaulan.
Si pedagang tadi akhirnya
menyadari akan kesalahannya dan datang menjenguk sahabat lamanya yang
jatuh sakit dengan maksud untuk meminta maaf atas segala kesalahannya..
"Sobat. Sungguh Aku mengaku salah!.. Tidak seharusnya memfitnahmu.. Aku
menyesal dan minta maaf.. Apakah ada yang bisa aku kerjakan.. untuk
menebus kesalahan yang telah kuperbuat?"
Dengan kondisi yang semakin lemah, si sahabat berkata, "Ada dua permintaanku..
Pertama, tolong ambillah bantal itu dan bawalah ke atap rumah.
Sesampainya di sana, koyak bantal itu dan ambillah kapas dari dalam
bantal lalu kau sebarkan keluar sedikit demi sedikit ".
Walaupun ia tidak mengerti maksud sahabatnya dia tetap melaksanakan
perintah agar dosa-dosanya selama ini bisa ditebus, Setelah kapas habis
di sebar, dia kembali menemui laki-laki yang Si sahabat.
"Permintaanmu telah aku lakukan, apa permintaanmu yang kedua?"..
"Sekarang, kumpulkan kapas-kapas yang telah kau sebarkan tadi", kata si sahabat dengan suara yang semakin lemah.
Si pedagang terdiam sejenak dan menjawab dengan sedih,.. "Maaf sobat,
aku tidak sanggup mengabulkan permintaanmu ini.. Kapas-kapas telah
menyebar kemana-mana,.. tidak mungkin bisa dikumpulkan lagi".
Ingatlah baik-baik kawan.. "Begitulah fitnah yang telah kau sebarkan..
takkan berakhir dengan kata maaf mu.. dan penyesalanmu saja, harus ada
tindakan.. yang berarti untuk memulihkannya" kata si sahabat.
"Aku tahu. Engkau sungguh sahabat yang baik hati.. Walaupun aku telah
berbuat salah.. yang begitu besar tetapi engkau tetap mau
memberi pelajaran yang sangat berharga bagi diriku.
Aku bersumpah, akan berusaha semampuku.. untuk memperbaiki kerusakan
yang telah kuperbuat,.. sekali lagi maafkan aku dan terima kasih sobat".
Dengan suara terbata-bata dan berlinang air mata, dipeluklah sahabatnya.
Seringkali kita mendengar fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Dari
pepatah yang populer ini kita bisa mengambil kesimpulan
bahwa Kebohongan tidak berakhir dengan penyesalan dan permintaan maaf.
Jika kita telah berbuat salah kepada seseorang, jujurlah dan akui
kesalahan kita jangan limpahkan kesalahan kita kepada orang lain apa
lagi sahabat baik kita. Semoga kita tidak membuat orang lain menderita
tapi membuat orang lain bisa tersenyum dan bahagia