Tidak
semua penyakit butuh obat, sebab tubuh punya mekanisme alami untuk
menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Agar tidak terjebak dalam konsumsi
obat yang berlebihan dan tidak rasional, kenali penyakit-penyakit yang
bisa sembuh sendiri.
Hampir
semua jenis penyakit yang sifatnya akut (berlangsung singkat, tidak
menahun) merupakan self limiting disease artau penyakit yang akan sembuh
dengan sendirinya. Beberapa di antaranya dipicu oleh gangguan pada
mekanisme alami tubuh manusia, namun sebagain besar disebabkan oleh
virus.
Berbeda
dengan infeksi bakteri, infeksi virus tidak bisa diobati dengan
antibiotik. Dikutip dari chestofbooks, Senin (7/11/2011), infeksi virus
akan sembuh dengan sendirinya karena sistem kekebalan tubuh akan
membentuk perlawanan untuk membunuh dan menyingkirkan virus-virus
tersebut.
Berikut
ini adalah beberapa jenis penyakit yang termasuk self limiting disease
dan tidak membutuhkan obat khusus selain untuk mengatasi gejala yang
menyertainya.
1. Cacar air
Penyakit
yang lebih sering menyerang anak kecil ini dipicu oleh infeksi virus
varicella-zoster. Gejala cacar air atau chickenpox antara lain
gatal-gatal, bentol kemerahan di sekujur tubuh dan disertai demam
tinggi.
Meski
pada anak sehat bisa sembuh dengan sendirinya, cacar air bisa juga
menyebabkan komplikasi yang mematikan. Diperkirakan dalam setahun ada
sekitar 100 orang tewas dan lebih dari 14.000 orang masuk rumah sakit
karena komplikasi cacar yang meliputi asma, pneumonia serta dehidrasi
akibat mual-muntah dan diare.
Meski
tetap diberi antivirus, pengobatan untuk penyakit ini lebih banyak
ditujukan untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi penyerta. Misalnya
penurun panas untuk mengatasi demam, kalamin untuk mengurangi gatal dan
antiseptik untuk mandi atau membersihkan tubuh.
2. Flu dan pilek
Common
cold atau pilek ditularkan oleh virus influenza, bukan oleh bakteri
seperti yang diduga oleh sebagian orang. Oleh karena itu, antibiotik
tidak perlu diberikan apabila tidak disertai radang maupun demam yang
mengindikasikan adanya infeksi penyerta oleh bakteri.
Pemberian
antibiotik sering tidak ada gunanya, karena pengobatan yang lebih
dibutuhkan pada flu dan pilek adalah obat-obat simptomatik atau
pengurang gejala. Misalnya dekongestan untuk melegakan tenggorokan,
antialergi untuk bersin-bersin dan pereda batuk jika diperlukan.
Suplemen
multivitamin juga penting untuk diberikan dalam kondisi seperti ini,
karena bisa meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh. Secara alami,
sistem imun yang sehat dengan sendirinya akan membentuk perlawanan
terhadap virus flu.
3. Batuk yang tidak disertai radang
Batuk
merupakan mekanisme alami dalam tubuh untuk menyingkirkan benda asing
dari saluran pernapasan. Tanpa harus diobati, umumnya batuk akan
berhenti ketika rangsangan benda asing itu sudah hilang.
Batuk baru butuh antitusif atau pereda batuk jika sangat mengganggu aktivitas dan memicu radang karena tidak sembuh-sembuh.
Jenis
batuk produktif yang disertai dahak bahkan tidak boleh dihentikan,
namun perlu diberi ekspektoran atau pengencer dahak agar pengeluaran
lendir-lendir tersebut bisa berlangsung lebih lancar.
4. Diare nonspesifik
Diare
dibagi menjadi 2 jenis yakni diare spesifik dan diare nonspesifik.
Diare spesifik disebabkan oleh infeksi bakteri, sementara diare
nonspesifik merupakan mekanisme alami untuk mengeluarkan benda asing
yang dianggap berbahaya oleh saluran pencernaan.
Diare
spesifik ditandai dengan demam dan didiagnosis berdasarkan pemeriksaan
laboratorium. Obat yang perlu diberikan untuk jenis diare yang satu ini
adalah antibiotik, dengan jenis dan kekuatan yang disesuaikan dengan
jenis bakteri dalam hasil pemeriksaan.
Sementara
diare nonspesifik yang terjadi antara lain setelah makan cabai terlalu
banyak, tidak perlu diobati karena akan sembuh dengan sendirinya. Selama
dirasa belum terlalu mengganggu aktivitas, kondisi ini cukup diatasi
dengan oralit untuk mengantisipasi dehidrasi atau kehilangan cairan
tubuh.
5. Alergi gatal-gatal
Meski
beberapa jenis obat antihistamin atau antialergi bisa dibeli dengan
bebas, bukan berarti obat ini harus digunakan setiap kali mengalami
gatal-gatal karena alergi. Reaksi alergi hanya terjadi jika ada faktor
pemicu, sehingga langkah paling tepat adalah menghindari hal-hal yang
memicunya.
Obat
antihistamin sebaiknya hanya dikonsumsi jika faktor pemicu alergi
memang tidak terhindarkan, misalnya cuaca dingin. Jenis-jenis makanan
tertentu jika masih bisa dihindari maka lebih baik dihindari saja
daripada harus minum obat.
6. Jerawat bintik putih
Banyak
yang menawarkan obat-obatan untuk menghilangkan jerawat atau Acne
vulgaris di wajah. Padahal selama tidak disertai infeksi, jerawat biasa
yang sering memiliki bintik putih di dalamnya akan hilang jika
kebersihan dan kadar minyak di permukaan kulit selalu terkendali.
Sebagian
besar jerawat bisa disebabkan oleh penyumbatan kelenjar minyak oleh
kotoran maupun bekas make-up yang tidak dibersihkan. Fungsi minyak
sendiri adalah menjaga kelembaban kulit agar tidak kering dan
pecah-pecah.
7. Molluscum Contagiosum
Penyakit
kulit yang dicirikan dengan benjolan-benjolan (papulla) bening dan
berair ini disebabkan oleh infeksi virus dan lebih banyak menyerang
anak-anak dibandingkan orang dewasa. Karena ditemukan juga di sekitar
alat kelamin dan bisa menular lewat kontak langsung, penyakit ini sering
dikira penyakit menular seksual.
Meski
tidak berbahaya, benjolan-benjolan itu bisa pecah bila tergores atau
digaruk sehingga membuka pintu untuk terjadinya infeksi pada bekas luka.
Namun bagi individu dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, penyakit
kulit ini bisa sembuh sendiri dalam waktu 6-12 bulan.
8. Chikungunya
Penyakit
ini disebabkan oleh jenis virus bernama Alphavirus dan ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya antara lain demam tinggi sampai
menggigil yang disertai rasa ngilu yang menusuk hingga ke otot dan
tulang sehingga disebut juga flu tulang.
Meski
gejalanya sangat parah, virus yang menyebabkan penyakit ini tidak
dibasmi sehingga obat yang diberikan hanya untuk mengatasi gejala
seperti diberi penurun panas untuk mengatasi demamnya. Untungnya, gejala
ini hanya berlangsung antara 5-10 hari dan akan sembuh dengan
sendirinya.
9. Hand, foot and mouth disease (HFMD)
Penyakit
tangan, kaki dan mulut disebabkan oleh infeksi berbagai jenis virus
dari keluarga Picornaviridae terutama Enterovirus 71 (EV-71). Virus ini
lebih banyak menyerang bayi dan anak-anak terutama pada musim panas.
Gejala
yang menyertai penyakit ini adalah demam dan ruam seperti herpes di
sekitar tangan, kaki dan mulut. Umumnya gejala-gejala tersebut akan
sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari dan tidak meninggalkan
bekas apapun.
10. Kikuchi-Fujimoto disease
Sesuai
namanya, penyakit yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV) ini
ditemukan oleh Dr Masahiro Kikuchi dan Y Fujimoto pada tahun 1972.
Gejalanya adalah demam yang disertai pembengkakan di leher akibat adanya
pelebaran pada pembuluh limpa.
Penyakit
langka yang lebih banyak ditemukan di wilayah Asia ini sering menyerang
kaum mudah khususnya wanita pada rentang usia 20-30 tahun. Obat yang
diberikan hanya bertujuan untuk mengatasi demam sementara untuk
infeksinya belum ada obatnya, namun akan sembuh dengan sendirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar