Dalam dunia yang ideal, kita semua akan akur satu sama lain, sepanjang
waktu. Tapi dunia ini tidak ideal dan konflik selalu terjadi. Selalu
saja ada perkelahian antara saudara kandung, teman, kerabat, orang tua,
anak-anak, bahkan orang asing sekalipun.
Dari pada mengganggap
bahwa konflik itu tidak terjadi, coba gunakan cara tersebut untuk
mengajari anak mengontrol emosinya saat keinginan berkelahi itu datang.
Kalaupun akhirnya perkelahian itu terjadi, ajari anak apa pelajaran yang
didapat dari sikapnya tersebut.
Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan, seperti dikutip dari She Knows:
1. Pahami Kekuatan Emosi
Bantu anak untuk bertanggungjawab atas emosi yang dirasakannya. Buat
anak paham kalau emosi itu bisa sangat kompleks dan tidak terduga, dan
tentu saja tidak ada alasan untuk berperilaku buruk. Mengajari anak
untuk menyalurkan emosi secara benar memang butuk waktu. Lihat
berdasarkan pengalaman Anda sendiri! Jadi tidak ada salahnya dimulai
sejak dini.
2. Beri Contoh
Anak-anak akan belajar dari
hal-hal apa yang Anda lakukan juga tidak dilakukan orangtuanya. Jika
anak melihat Anda terlibat dalam konflik namun bisa menahan diri, mereka
akan belajar dari pengalaman tersebut. Begitupun sebaliknya, jika anak
Anda melihat Anda terlibat dalam perilaku destruktif dalam konflik,
mereka akan belajar dari pengalaman tersebut juga.
3. Bermain Peran
Perbedaan pendapat dengan keluarga atau teman-teman hampir tak
terelakkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, Anda bisa
mengajaknya bermain peran untuk melihat responnya saat menghadapi sebuah
konflik. Anda bisa mengatakan padanya suatu masalah dan perhatikan apa
yang dilakukannya. Lalu sarankan bagaimana menghadapi konflik tersebut.
4. Latihlah Bukan Ikut Campur
Ketika konflik muncul antara anak-anak Anda, merupakan hal wajar jika
Anda ingin ikut campur, menghentikan pertengkaran tersebut dan mencari
jalan keluar terbaik. Tapi coba pikir lagi, kalau Anda selalu ikut
campur, kapan anak-anak bisa belajar mengatasi sendiri konfliknya.
Jadi coba sesekali Anda memberi mereka kesempatan untuk menangani
konflik itu tanpa campur tangan orangtuanya. Lakukan negosiasi dan
kompromi serta berhentilah menjadi orang yang selalu berusaha mengatasi
semua masalah.
5. Empati
Empati mungkin salah satu
topik yang sulit untuk diajarkan pada anak-anak Anda. Anda harus
mengingatkan anak (dan juga diri Anda sendiri) bahwa di setiap konflik
akan selalu ada pihak lain yang tersakiti. Jadi cobalah sebisa mungkin
agar anak tidak selalu terlibat dalam sebuah konflik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar